Selasa, 02 November 2010

MENGATUR WAKTU


B
icara soal waktu, kita semua, apa pun profesi kita dan dimana pun kita berada, memiliki porsi waktu yang sama 24 jam sehari. Tak seorangpun yang memiliki waktu lebih banyak atau lebih sedikit. Masing-masing kita diberi waktu 1.440 menit perhari dan 168 jam perminggu. Kita semua memiliki jumlah waktu yang sama setiap hari seperti halnya orang lain.



Tidak peduli apakah dia seorang loper Koran atau presiden, penulis atau ibu rumah tangga, petani ataupun pendeta. Jam yang kita beli berdetik dengan kecepatan yang sama. Meski demikian, terkadang orang lain dapat menyelesaikan lebih banyak pekerjaan dari pada yang kita kerjakan, padahal waktu kerja kita dengan orang itu sama. Jika demikian apa sebenarnya yang menjadi masalah?

Jawabannya adalah manajemen waktu. Manajemen waktu yang baik akan memungkinkan kita untuk dapat menggunakan waktu dengan baik, dan pada akhirnya mendapatkan hasil yang lebih baik dari pada apa yang kita kerjakan. Hal ini juga berlaku bagi seorang pemimpin. Seorang pemimpin yang memiliki manajemen waktu yang baik sudah berjalan pada jalan yang benar menuju keberhasilan.

Peter Drucker menulis, “Pengelolaan waktu memerlukan ketekunan dan disiplin diri, tapi tidak ada investasi lain yang member lebih banak manfaat daripada pengelolaan waktu.”

Kita begitu sering mendengar, “Seandainya saja saya memahami bagaimana mengatur waktu saya dengan lebih baik lagi.” Kita jarang mendengar, “Seandainya saja saya tahu bagaimana mengatur diri sendiri dengan lebih baik.” Untuk dapat menggunakan waktu dengan lebih baik, kita harus belajar mengatur diri kita sendiri.

Banyak yang membahas mengenai penggunaan kekayaan dan harta benda sedikit yang membahas penggunaan talenta; dan sangat sedikit yang membahas tentang penggunaan waktu. Bahkan, hal ini mungkin kurang dipahami. Sebagai orang Kristen, kita bertanggung jawab menggunakan waktu yang kita miliki. Dalam Kolose 4:5, Rasul Paulus berkata, “Pergunakanlah waktumu sebaik-baiknya.” Sekali lagi di Efesus 5, Paulus berkata, “Perhatikanlah dengan saksama, bagaimana kamu hidup, janganlah seperti orang bebal, tetapi seperti orang arif,”(ayat 15).

Sikap mental kita dalam menggunakan waktu adalah hal yang paling penting. Jika kita tidak ingin melakukan sesuatu, kita dapat mencari ribuan alasan untuk tidak melakukannya. Mungkin terlalu jauh atau terlalu panas atau terlalu dingin atau terlalu basah atau terlalu kering. Namun, jika kita ingin melakukan sesuatu, tak ada satu pun yang bisa menghentikan kita – rintangan-rintangan dipinggirkan seolah-olah mereka tidak pernah ada.
Kita semua bertanya, “Kemanakah perginya waktu?” Pertanyaan retoris semacam ini jelas salah dalam mengutarakan masalahnya. Waktu tidak meninggalkan tempatnya; waktu hanya berlalu dengan kecepatan yang sama, sementara kita menyelesaikan lebih sedikit daripada yang sebenarnya kita bisa. Akan lebih baik jika kita bertanya, “Bagaimana bisa saya membuat rencana yang begitu buruk dan meninggalkan begitu banyak pekerjaan dalam waktu yang sangat singkat?”

Jika ditanya darimana seseorang memulai mengatur waktu? Bagaimana caranya agar kita bisa mengerjakan lebih banyak pekerjaan? Jika kita pikirkan jawabannya sebentar, jawabannya sudah jelas.
1.      Tentukan apa yang ingin anda lakukan dalam hidup anda. Tentukan tujuan anda. 
2.      Tetapkan prioritas untuk tujuan yang sudah anda tentukan. 
3.      Cari tahu bagaimana caranya mencapai tujuan anda. Inilah yang disebut perencanaan. 
4.      Ikuti prosedur yang paling sedikit memakan waktu untuk mencapai tujuan. Jadwal.

Yang diperlukan selanjutnya adalah: Tujuan, prioritas dan perencanaan.

Seorang pemimpin harus dengan sangat cermat menentukan prioritas. Jika ambisi untuk menjadi unggul mengakterisasi kita, maka harus ada seleksi dan penolakan, dan kemudian berkonsentrasi pada hal-hal yang terpenting. Berusaha keras untuk mencapai yang terbaik dalam suatu pekerjaan, apapun itu, bukan hanya tugas orang Kristen, namun juga merupakan bentuk dasar kesaksian orang Kristen. Ini bisa disebut dasar komunikasi nonverbal yang mendukung komunikasi verbal.

Beberapa orang yang sepertinya melakukan beberapa pekerjaan yang luar biasa, mengerjakan satu per satu, sesuai dengan skala prioritas yang telah mereka tetapkan. Ini berarti mereka juga bisa mengerjakan pekerjaan lebih cepat daripada mereka yang mencoba melakukan banyak pekerjaan sekaligus. Dengan kata lain, mereka berkonsentrasi, mereka menentukan prioritasnya, dan tetap focus pada pekerjaan itu. Ingat- yang terpenting bukanlah seberapa banyak yang kita lakukan, namun seberapa banyak yang kita selesaikan.

Mungkin kutipan berikut dapat menginspirasi kita untuk lebih menghargai waktu:

  • -          Ambil waktu untuk bekerja, inilah harga kesuksesan.
  • -          Ambil waktu untuk berpikir, inilah sumber kekuatan.
  • -          Ambil waktu untuk bermain, inilah rahasia awet muda.
  • -          Ambil waktu untuk membaca, inilah sumber hikmat.
  • -          Ambil waktu untuk bersahabat, inilah jalan kebahagiaan.
  • -          Ambil waktu untuk bermimpi, inilah yang menarik keretamu kelangit.
  • -          Ambil waktu untuk mencintai dan di cintai, inilah hak istimewa orang-orang yang di tebus.
  • -          Ambil waktu untuk melihat sekeliling, waktunya terlalu singkat untuk dihabiskan guna memikirkan diri sendiri.
  • -          Ambil waktu untuk tertawa, inilah music bagi jiwa.
  • -          Ambil waktu untuk Allah, inilah satu-satunya investasi kehidupan yang abadi.
Sumber: M.Times

Tidak ada komentar:

Posting Komentar